Surabaya, Swatani.id
Inspirasi kali ini datang dari mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya.Mereka mengajak masyarakat agar menjaga ketahanan pangan di tengah situasi ketidakpastian pangan di tengah pandemi Corona.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan pendapatan individu akibat pandemi Covid-19, salah satu tantangan terbesar masyarakat adalah menjaga ketahanan pangan.
Di tahap awal, program ketahanan pangan yang diberi tajuk Loving Neighbours dipraktikan langsung di Desa Pulung Merdiko, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
Menurut ketua tim mahasiswa, Tony Pradibta (FEB), desa memiliki potensi besar untuk Gerakan Ketahanan Dapur yang juga sedang digiatkan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
“Programnya ini sebenarnya sudah dimulai pada 2019 lalu. Tapi terhenti. Makanya di masa pendemi ini kami berupaya menghidupkan kembali program tersebut,” kata Tony, Rabu (14/10).
Program yang sudah dilaksanakan selama satu bulan lalu tersebut, imbuh Tony, difokuskan pada setiap rumah untuk menanam sayuran sebagai konsumsi mandiri sekaligus barter antar hasil panen tetangga sesuai yang mereka inginkan.
“Agenda utama yang dilaksanakan oleh tim ketahanan pangan ini adalah sosialisasi, workshop, pendistribusian bibit tanaman, dan pelatihan penanaman sayuran di polybag. Mereka memulainya dengan melakukan sosialisasi di tingkat desa, kemudian bersama-sama mengajak ibu-ibu untuk mengikuti lokakarya dan pelatihan penanaman sayur di kebun dan polybag,” kata dia.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta antusias berdiskusi dengan perwakilan kelompok tani. Baik antar peserta maupun pemateri berbagi pengalaman, tips, dan informasi tentang berkebun dan hidroponik.
Dalam praktik langsung ini, para warga diajak berlatih dan mendistribusikan berbagai jenis bibit tanaman seperti cabai, seledri, terong, dan bawang merah. Kegiatan yang dilakukan di sekitar tambak dan pembibitan ikan di Desa Pulung juga dilakukan dalam bentuk perlombaan agar warga desa semakin semangat.
“Nah, nanti saat tanam sudah menghasilkan sayuran yang bisa dikonsumsi, kita anjurkan warga untuk barter untuk panen yang berlebihan,” kata salah satu anggota tim, Naura Ardianasari.