Padang, Swatani.id
Demi ketahanan pangan, khususnya beras sebagai salah satu komoditas pangan pokok, Mentan Syahrul Yasin Limpo meminta kepada para gubernur, bupati / walikota penjaga buffer beras sekaligus stabilitas harganya.
“Saya minta jajaran pemerintah daerah yakni gubernur, bupati / walikota untuk melakukan persiapan di semua daerah ada kemungkinan banjir. Apalagi dengan peringatan akan curah hujan yang cukup besar. Kesiapan dini harus dilakukan minimal semua daerah punya mapping mana daerah yang masuk zona merah, kuning dan sebagainya, “demikian kata SYL saat melakukan kunjungan kerja ke Nagari Sicincin Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (27/10/2020).
Menurut SYL, kesiapan pangan rakyat harus benar-benar dilakukan sehingga ancaman pangan seperti badai La Nina atau curah hujan yang besar atau badai ekstem apalagi dalam situasi yang tidak menjadi masalah masalah makan rakyat.
“Kesiapan pangan sudah menjadi bagian yang saya saksikan tidak hanya data tetapi fakta di lapangan,” tuturnya.
Untuk memastikan peningkatan peningkatan produksi, SYL pernyataan sistem irigasi harus terus, sehingga pompa in and out air di sawah harus dilakukan. Bahkan tidak hanya itu, SYL meminta variasi yang cocok yang harus ditanam seperti inpara 1 sampai 10, Inpari 29, Inpari 30 dan sejenisnya yang tahan air harus dipersiapkan.
“Ketiga kita harus memaksimalkan daerah-daerah sehingga bencana terjadi bencana kita menyiapkan pangan yang kuat,” tegasnya.
Dikesempatan yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan kinerja sektor pertanian di tahun 2020 menorehkan hasil yang menggembirakan. Untuk meningkatkan produksi, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, diterapkan pertanian terintegrasi
Konsep integrated farming menuju zero waste, Integrasi secara vertikal, yakni keterpaduan dari hulu onfarn hingga hilir dan Integrasi, yakni terpadu antar komoditas padi, sayur, ternak ayam, sapi dan lainya.
“Ini bisa dikelola dalam klaster berbasis korporasi. Pemerintah menyediakan fasilitas KUR (kredit usaha rakyat) dengan perbankan dan memberikan penerapan teknologi modern sehingga peningkatan produksi dan kesejahteraan petani benar-benar meningkat signifikan,” jelas Suwandi.
Perlu diketahui, data penghitungan BPS baru ini, perkiraan produksi padi 2020 mengalami peningkatan 1.02% dibanding tahun sebelumnya. Produksi beras tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton. Angka produksi tersebut diperoleh dari panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektare dan produksi padi diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL Mentan) yang berkomitmen untuk terus ketahanan pangan khususnya beras sebagai salah satu komoditas pangan pokok strategis. Oleh karena itu, ia meminta kepada para gubernur, bupati / walikota untuk menjaga bufferstock beras sekaligus harganya.
“Saya minta jajaran pemerintah daerah yakni gubernur, bupati / walikota untuk melakukan persiapan di semua daerah ada kemungkinan banjir apalagi dengan peringatan akan curah hujan yang cukup besar. Kesiapan dini harus dilakukan minimal semua daerah punya mapping mana daerah yang masuk zona merah, kuning dan lain sebagainya, “demikian kata SYL saat melakukan kunjungan kerja ke Nagari Sicincin Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (27/10/2020).
Menurut SYL, kesiapan pangan rakyat harus benar-benar dilakukan sehingga ancaman pangan seperti badai La Nina atau curah hujan yang besar atau badai ekstem apalagi dalam situasi yang tidak menjadi masalah masalah makan rakyat.
“Kesiapan pangan sudah menjadi bagian yang saya saksikan tidak hanya data tetapi fakta di lapangan,” tuturnya.
Untuk memastikan peningkatan peningkatan produksi, SYL pernyataan sistem irigasi harus terus, sehingga pompa in and out air di sawah harus dilakukan. Bahkan tidak hanya itu, SYL meminta variasi yang cocok yang harus ditanam seperti inpara 1 sampai 10, Inpari 29, Inpari 30 dan sejenisnya yang tahan air harus dipersiapkan.
“Ketiga kita harus memaksimalkan daerah-daerah sehingga bencana terjadi bencana kita menyiapkan pangan yang kuat,” tegasnya.
Dikesempatan yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan kinerja sektor pertanian di tahun 2020 menorehkan hasil yang menggembirakan. Untuk meningkatkan produksi, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, diterapkan pertanian terintegrasi
Konsep integrated farming menuju zero waste, Integrasi secara vertikal, yakni keterpaduan dari hulu onfarn hingga hilir dan Integrasi, yakni terpadu antar komoditas padi, sayur, ternak ayam, sapi dan lainya.
“Ini bisa dikelola dalam klaster berbasis korporasi. Pemerintah menyediakan fasilitas KUR (kredit usaha rakyat) dengan perbankan dan memberikan penerapan teknologi modern sehingga peningkatan produksi dan kesejahteraan petani benar-benar meningkat signifikan,” jelas Suwandi.
Perlu diketahui, data penghitungan BPS baru ini, perkiraan produksi padi 2020 mengalami peningkatan 1.02% dibanding tahun sebelumnya. Produksi beras tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton. Angka produksi tersebut diperoleh dari panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektare dan produksi padi diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG. (***)