Jakarta, Swatani.id
Kementerian Pertanian (Kementan) hingga saat ini tengah berupaya menggerakkan anak muda untuk terjun pada sektor pertanian melalui Program Gerakan Petani Milenial. Diketahui melalui program yang ditargetkan tersebut nanti tercipta 100 ribu petani milenial di 10 provinsi yang siap menjadi generasi petani yang maju.
Mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Cindy Nur Oktaviani mengaku kepincut dengan program pemerintah besar yang melakukan regenerasi petani melalui menciptakan petani milenial. Oleh karena itu, ia saat ini membangun Gerakan Petani melalui komunitas Baroedak Tatanen guna melatih anak petani menjadi petani muda, mengubah pola pikir tentang petani muda agar mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui edukasi pertanian berbasis Agrosociopreneur sehingga masyarakat dapat termotivasi dan lebih peka terhadap prospek bisnis pertanian utama pangan lokal.
“Melalui komunitas ini, kita para menciptakan muda ingin mewujudkan regenerasi petani di desa seluruh Indonesia sehingga tercipta desa yang digdaya melalui anak petani. Saat ini kita sedang fokus pengembangan pada dua desa namun tentunya kedepan kita akan menjangkau lebih banyak lagi,” demikian dikatakan Cindy yang hadir dalam acara Kementerian Pertanian yakni penandatangan MoU antara petani dengan perhotelan di Bandung, Sabtu (22/5/2021).
Cindy menjelaskan Baroedak Tatanen sekaligus menjadi wadah untuk mengembangkan anak-anak petani melalui proses pembelajaran yang dibagi dalam 3 program yakni Sajiwa, Sawarna dan program Karya Kita. Sajiwa merupakan program yang mengedepankan peningkatan keterampilan anak-anak petani yang disesuaikan dengan warga setempat dan melalui program Sawarna,
komunitas Baroedak Tatanen juga memberikan edukasi pertanian baik dengan media sosial maupun permainan edukasi.
“Kita juga punya program Karya Kita untuk mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang juga sejalan dengan program pemerintah. Saat ini fokus pada dua komoditas pangan lokal, singkong dan ubi,” ungkapnya.
Selain itu, Baroedak Tatanen saat ini sudah mengeluarkan produk olahan pangan lokal yakni berupa keripik rujak yang bahan utamanya diambil dari panen petani binaan sehingga pendapatan petani binaan dapat meningkat karna nilai produknya sudah bertambah. Kebetukan di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkgrang, Kabupaten Bandung komoditasnya ubi dan singkong, sehingga menghasilkan kripik kemasan industri yang bernilai ekonomi tinggi.
“Kita bina petani mulai dari hulu hingga hilir sampai produk jadi. Ini yang kita harapkan pada semua petani di seluruh Indonesia tidak selalu menjual bahan mentah namun juga bisa mengolah dan menjual produk ke konsumen,” terangnya.
“Dan apa yang dilakukan Kementerian Pertanian hari ini, mendorong petani pangan lokal masuk perhotelan adalah langkah yang sangat bagus. Peluang besar bagi petani milenial untuk semakin terjun ke dunia pertanian. Pertanian kita tentu semakin menjadi andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Cindy.
Bersamaan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan bahwa program gerakan petani dilaksanakan sesuai arahan Syahrul Yasin Limpo. Program tersebut saat ini dilaksanakan di Papua dan Papua Barat, Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan sampai Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Provinsi NTT.
“Program ini wujud upaya Kementan saat ini dalam mendorong ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pemuda Indonesia,” kata Suwandi.
Lebih lanjut Suwandi menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan program petani yang diarahkan juga untuk mengangkat potensi pangan lokal dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, maka petani akan diberikan pelatihan secara bertahap, termasuk permodalan teknologi, kemampuan berbisnis dan UMKM, dan kemampuan menjadi eksporter komoditas, yang akan didukung oleh Lintas Kementerian dan Lembaga lainnya.
“Kita mendorong petani milenial untuk melaksanakan program-program utama pengembangan tanaman pangan. Kita juga mendorong korporasi petani dalam bentuk badan usaha yang dikelola oleh para pemuda,” tutup Suwandi.