Jombang, Swatani.id
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus mengawal panen raya padi Maret-April 2021 yang berlangsung di seluruh daerah. Kali ini, Sabtu (27/3/2021), Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini melakukan panen sekaligus gerakan serap gabah di Kabupaten Jombang sebanyak 25.000 ton untuk mengoptimalkan stok beras dan menjamin harga tidak anjlok periode puncak panen Maret-April 2021.
“Hasil panen raya padi penyerapanya dilakukan Bulog dan BUMN lainnya seperti RNI dan bisa juga lintas sektor yaitu pihak swasta untuk menghandlenya. Kita berharap produktivitas bisa tetap menjaga harga sesuai dengan HPP yang telah ditetapkan, jangan sampai harga gabah/beras di bawah HPP,” demikian dikatakan SYL pada panen raya tersebut.
SYL berharap pemerintah daerah yakni Gubernur dan Bupati ikut mengawasi agar kegiatan serap gabah/beras agar berjalan optimal. Pada prinsipnya, tegas SYL, kegiatan serap gabah dilakukan secara sinergi dengan semua pihak karena stabilisasi harga dan mengamankan stok pangan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Saat ini hanya pertanian yang berproduksi. Oleh karena itu kita harus menjaga semangat yang ada di pertanian terutama petani dan juga semangat stakeholder lainnya untuk bekerja sama dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut SYL menegaskan produksi padi awal tahun 2021 ini cukup terjamin sesuai dengan target untuk memenuhi kebutuhan beberapa bulan ke depan. Kementan terus fokus meningkatkan produktivitas dan mengamankan harga.
“Selain bantuan bersumber dari dana APBN, Kementan bersama perbankan menyediakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) untuk meningkatkan produksi dan secara mandiri melakukan pengembangan usaha tani dengan skala ekonomi,” jelasnya.
Sementara iti, Bupati Jombang, Mundjidah Wahab mengaku sangat terbantu dengan hadirnya Gerakan Serab Gabah Petani (GSGP) Kementan. Dengan demikian, ada kepastian pada musim panen raya padi ini petani mendapatkan harga yang menguntungkan dan produksi padi juga terjamin.
“Pemerintah daerah Jombang siap membantu mengawal jalanya serap gabah petani. Bersama Tim GSGP, Bulog, perbankan, TNI, Polisi dan stakeholder lainnya dipastikan panen raya padi awal 2021 ini sukses, harga dan stok beras di Jombang aman,” ujarnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan Kementan di bawah komando Mentan SYL telah mengerahkan Tim GSGP sebagai langkah strategis guna mengamankan produksi atau stok beras nasional dan harga pada saat musim panen raya padi pada Maret-April 2021. Pada panen raya ini telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman kesanggupan menyerap gabah/beras petani yang dilakukan secara sinergi antara Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementan dengan Bulog, PT. RNI dan BNI.
“Kostraling sebagai Bulog kecil yang mengamankan stok beras yang di dalamnya tergabung penggilingan-penggilingan kecil menyerap gabah petani Jombang 4.500 ton setara 2.857 ton beras. Sementara PT. RNI menyerap gabah 500 ton perbulan,” sebutnya.
“Selanjutnya Bulog sepakat menyerap gabah petani 16.000 ton, setara 10.000 ton beras periode panen Maret-April 2021,” pinta Suwandi.
Suwandi menyebutkan dalam nota kesepakatan ini, BNI menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk Kostraling yang dapat difasilitasi KUR di Kabupaten Jombang dan proses budidaya, penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil terpadu.
Tak hanya sampai di situ, lanjut Suwandi, upaya nyata Kementan dalam hal ini mendorong meminimalisir kehilangan hasil, salah satunya melalui pemberian bantuan fasilitasi sarana pascapanen. Di antaranya alat panen dan perontokan (combine harvester), sarana pengering (dryer) dan penggilingan (Rice Milling).
“Sesuai arahan Bapak Mentan SYL, Kita bantu petani semaksimalnya. Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani selalu sigap di lapangan bersama mitra menstabilkan harga gabah di tingkat petani,” tandasnya.
Perlu diketahui, sesuai data BPS, potensi panen pada Maret 2021 seluas 1,63 juta hektar dan April luas 1,67 juta hektar sehingga peran Kostraling terus ditingkatkan kegiatan serap gabah.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Tim GSGP secara terpadu bersama Kostraling, Pemda dan Bulog, kegiatan serap gabah petani sudah bergerak ke Banten sepakat menyerap 53.000 ton gabah, Jawa Barat 270.000 ton, Yogyakarta 74.775 ton, Jambi 8.000 ton, Lampung 25.000 ton, Sragen 17.580 ton, Karanganyar 15.000 ton, Boyolali 24.092 ton, Grobogan 24.000 ton, Nganjuk 26.592 ton, Maros 2.000 ton, Barru 500 ton, di Sumsel targetnya 95.455 ton, NTB 40.000 ton, Tegal 11.000 ton, Brebes 11.000 ton, Kendal 6.200 ton kemudian realisasi serap Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu 750 ton dan beberapa kabupaten lainnya.