Rembang, Swatani.id
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) terus mendorong agar produksi hasil pertanian terus meningkat. Peningkatan produktivitas disektor pertanian yang menjadi tulang punggung pangan nasional itu diharapkan juga bisa mendorong peningkatan kesejahteraan kaum tani di Kota Garam.
Salah satunya melalui pemberian bantuan alsintan yang bersumber dari dana hibah dan pemberian bantuan benih pada petani. Hal itu bertujuan agar petani lebih mudah dan lebih cepat dalam mengolah tanah.
Sedangkan pemberian bantuan benih salah satunya untuk mendorong dan memberikan stimulan kepada petani untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang Agus Iwan Haswanto melalui Kasi Pupuk dan Alsintan Moch Setiarta, dikonfirmasi melalui WA mengatakan alsintan yang diberikan oleh pemerintah harus dikelola oleh kelompok tani/Gapoktan/Unit pelayanan alsintan dan digunakan untuk masyarakat dengan memperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk jasa operator dan perawatan alsintan.
Hal ini bertujuan agar alsintan bisa awet dengan perawatan berkala dan untuk mempersiapkan anggaran dalam pembelian spare part alsintan.
“Sampai Desember tahun 2020 alsintan yang diberikan Pemerintah Kabupaten Rembang kepada Kelompok Tani (KT) ada 31 unit Traktor Roda 2, 1 Unit Cultivator dan 1 Unit Hand Rotary,” kata setiarta kepada Swatani.
Di samping itu, pengawasan dari Dinas Pertanian terkait pemberian hibah kepada kelompok tani antara lain; monitoring langsung di lapangan terkait pemanfaatan alsintan oleh kelompok tani. terutama pemanfaatan alsintan bagi anggota kelompok tani.
“Disamping itu kami juga melakukan pemantauan kendala dan permaslaahn di lapangan agar bisa diselesaikan dengan cepat serta diskusi dengan penerima manfaat agar kedepan bisa melayani dan membina kembali,” tandasnya.
Moch. Setiarta menengaskan pemberian alsintan dari segi tujuan dan kemanfaatannya adalah agar Kelompok tani bisa lebih cepat dalam mengolah tanah dan melakukan tanam. sehingga dengan alsintan bisa melayani kebutuhan pengolahan kepada semua anggota kelompok tani dan bisa merasakan manfaat alsintan.
Harapan Pemerintah kepada penerima bantuan alsintan adalah agar kelompok tani bisa mengelola alsintan secara profesional dan mandiri. pengelolaan terkait alsintan meliputi perawatan, pemilihan SDM/operator alsintan yang handal dalam menggunakan alsintan. dan juga managemen pengelolaan alsintan supaya bisa berkembang dan membeli alsintan sendiri dari hasil pengelolaan secara profesional tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dintanpan Rembang Desti Muryadi mengatakan pada tahun 2020 Kabupaten Rembang mendapat bantuan benih padi inbrida 5.200 Ha. (130.000) Kg dan benih Jagung Hibrida 3.812 Ha (57.180 Kg) dari Kementerian Pertanian untuk musim tanam pertama bulan Oktober hingga Januari. Benih sudah di droping pada bulan September dan Oktober 2020.
“Alhamdulillah pada awal musim tanam 2020/2021 hujan di Kabupaten Rembang turun lebih awal, sehingga pada bulan November Jagung sudah tertanam semua seluas 3.812 hektar dan padi sudah tertanam seluas 1.763 hektar di bulan Nopember dan 3. 437 hektar di bulan Desember.
“Harapan kami hasil panennya nanti produktifitasnya bisa bagus karena saat ini curah hujan cukup dan hampir merata di wilayah Kabupaten Rembang, dibandingkan musim tanam tahun kemarin, yang bulan Januari – Februari baru turun hujan dan tidak merata sehingga produktivitas padi untuk rata-rata Kabupaten Rembang pada kisaran 5-6 ton per hektar.
Untuk mekanisme pengajuan bantuan benih, kelompok tani mengajukan permohonan ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan untuk di verifikasi dan selanjutnya diajukan ke Kementerian Pertanian oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang melalui persetujuan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.
Tujuan diberikannya bantuan benih adalah untuk mendorong dan memberikan stimulan kepada petani untuk tetap melakukan budidaya pertanian, meringankan beban petani dalam membeli sarana produksi pertanian, menjaga dan meningkatkan jumlah produksi padi dan jagung.
Salah satu petani asal Desa Sumber Jarwono mengatakan Kelompok Tani Mekarsari I yang dikelolanya pernah mendapatkan bantuan alsintan berupa 1 unit Hand Traktor. Bantuan alat tersebut dikelola oleh kelompok tani. Sehari operator mampu melayani 4 orang petani dengan luas lahan sekitar 1 hektar.
Ia mengaku alat itu dikelola kelompok tani. Memang, ada biaya operasional, untuk luas tanahl rata-rata 1/4 hektar sebesar Rp. 250 ribu. Biaya tersebut digunakan untuk solar, operator dan kas kelompok,” jelasnya.
Namun, karena disini termasuk wilayah tadah hujan maka alat digunakan ketika ada air dan biasanya petani menghubungi kelompok tani. Sekretaris Kelompok Tani Mekar Sari I Desa Sumber itu mengatakan sebelumnya kelompoknya pernah mendapatkan bantuan bibit gabah, jagung sebanyak 5.000 kg gratis dari pemerintah. Meski muncul biaya itu hanya sebatas akomodasi saja. Saat ini Jarwono mengelola 1/4 hektar sawah. Ia berharap kelompok tani yang dikelonya mendapatkan tambahan bantuan alat traktor Viar tiga roda yang bisa digunakan membajak sawah dan juga untuk mengangkut hasil panen. (Sutrisno/Rbg).