Petani Rembang Mulai Lakukan Panen Pertama

Rembang, Swatani.id 

Kondisi cuaca panas yang ada disela-sela intensitas hujan yang cukup tinggi, sepekan terakhir memanfaatkan sejumlah petani di Rembang mulai melakukan panen padi pada musim panen pertama.

Curah hujan yang cukup tinggi, mendukung kualitas gabah yang dihasilkan pada musim pertama cukup baik.

Salah satu petani Slamet asal Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang mengatakan untuk panen pertama dari lahan 4.000 meter, gabah yang dihasilkan mencapai 2,5 ton. Ia mengaku pada musim panen yang pertama kualitas padi cukup baik, karena cuaca belakangan ini cukup mendukung.

“Harga jual gabah saat ini Rp. 4 ribu / kilogramnya, bahkan bisa juga lebih. Jika harga stabil seperti ini bisa menutup modal dan mendapatkan hasil, ”kata Slamet kepada Swatani Minggu (28/2/2021).

Biaya biaya yang dikeluarkan untuk mengolah lahan hingga panen mencapai Rp. 2,5 juta. Besarnya modal tersebut karena biaya onkos tenaga kerja (kuli) di atas Rp.100 ribu / orang.

“Namun untuk musim panen kali ini sudah bisa menutup biaya dan mendapatkan hasil karena ada kelebihan dari modal yang dikeluarkan,” katanya.

Ia beharap pemerintah bisa mengawal kinerja petani, dalam hal menanggulagi hama wereng. Pasca panen Slamet memilih tanam buah karena cuaca kedepannya cuaca yang tidak mendukung untuk tanam padi.

Sementara itu, Wakidun petani asal Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang, juga melakukan panen padi pada musim tanam pertama. Dari luasan lahan satu hektar menghasilkan 6 ton gabah.

Wakidun biaya biaya yang dikeluarkan dari mulai tanam hingga panen mencapai Rp. 5 juta. Ia mengaku panen kali ini kurang dari target, biasanya gabah yang dihasilkan dengan luas lahan 1 mencapai 8 ton sedangkan hasil panen kali ini hanya 6 ton. Tetapi kualitas gabah baik sehingga dapat menutup modal yang dikeluarkan.

“Kami berharap kepada pemerintah pupuk mudah didapat dan harga jual gabah dinaikkan lagi. Pada musim tanam ke dua kami akan menanam jagung karena hasilnya lebih memungkinkan, ”tandasnya.

Sebelumnya, Koordinator BPP Sluke Marsham, SP. mengatakan luas areal pertanian di wilayah Kecamatan Sluke mencapai 3.750 hektar. Meliputi areal persawahan, ladang (tegalan red). Sisanya areal pekarangan, hutan, dan tambak.

“Kebutuhan pupuk untuk petani termasuk pupuk urea sebanyak 696.791 kg. Pupuk NPK sebanyak 1.784.363 kg dan pupuk organik sebanyak 1.567.839 kg. Produksi padi mencapai 7.06 ton gabah kering panen perhektar. Target bisa mencapai 7,01 ton. Dengan asumsi petani menanam selama 3 kali, ”jelasnya. (Sutrisno)

 

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *