Jakarta, Swatani.id
Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan peningkatan kinerja utamanya untuk subsektor hortikultura. Hal ini terlihat dengan naiknya angka ekspor produk hortikultura secara signifikan, yakni sebesar 23,31 persen.
“Patut kita syukuri bahwa ekspor produk hortikultura mengalami peningkatan yang baik di tahun 2020. Angkanya sebesar 23,31 persen dengan total nilai sebesar 430,4 juta US Dollar atau setara dengan Rp 6,25 triliun. Peningkatan ini menunjukkan kinerja produksi hortikultura mengalami perbaikan,” ungkap anggota Komisi IV DPR RI, Abdullah Tuasikal Abdullah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan jajaran Eselon 1 Kementan, Selasa (19/1).
Abdullah menambahkan, sub sektor hortikultura memiliki keunggulan yang bermanfaat bagi kesejahteraan petani, ekspor dan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting bagi Kementan untuk memperhatikan keberlanjutan pasokan produk hortikultura di pasaran serta meningkatkan ekspor. Sekaligus penyelesaian kendala impor dengan melibatkan baik kementerian, lembaga, swasta maupun stakeholder terkait lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa pada 2021 Kementan memiliki sejumlah strategi peningkatan ekspor terutama buah-buahan, melalui program 1000 Kampung Hortikultura. Program ini tidak hanya bertujuan untuk menggenjot produksi tetapi juga termasuk menggerakkan perekonomian desa dan membuka lapangan kerja produktif.
“Kami punya program untuk pengembangan 1000 Kampung Hortikultura. Sekarang, kami juga sedang mengidentifikasi kampung-kampung existing dan kami akan register kampung-kampung tersebut. Selanjutnya, akan diberikan pendampingan dan pembinaan mengenai penerapan good agriculture practice (GAP) dan good handling practice (GHP). Bagi yang sudah siap, kami juga mempersiapkan untuk bantuan serta sarana-prasarana pengolahan dan pascapanen hortikultura,” jelasnya.
Kebijakan Program 1000 Kampung Hortikultura ini disusun sesuai mandat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang berkeinginan sektor agraria terus tumbuh sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekalipun di masa pandemi.
Lebih lanjut Prihasto menjelaskan nantinya setiap kampung akan mendapatkan bantuan kawasan 10 – 20 hektare. Bantuan yang diberikan berupa bibit unggul, pupuk serta sarana pengendali OPT. dengan harapan kampung tersebut ke depannya akan menjadi sentra unggul komoditas hortikultura.
“Nanti tiap satu kampung akan mendapat bantuan minimal untuk 10 sampai 20 hektare. Jadi akan terkonsentrasi di satu kampung tersebut. Akan kami berikan bibit unggul, pupuk, sarana pengendali OPT. Harapannya ke depan akan menjadi sentra unggul komoditas hortikultura, baik buah-buahan maupun sayuran yang betul-betul terkonsentrasi,” ujar Prihasto.
Kebijakan Kementan untuk meningkatkan ekspor komoditas hortikultura juga turut mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Adapun dukungan yang diberikan berupa integrasi produk hortikultura pada platform National Logistic Ecosystem, Fasilitas Kawasan Berikat Hortikultura, Fasilitas KITE Hortikultura dan pengembangan Kemitraan Closed Loop Hortikultura.
Sebagai informasi, RDP ini dihadiri oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi serta Asisten Deputi Agribisnis dan Hortikultura Yuli Sri Wilanti.