Jakarta, Swatani.id
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen meningkatkan produktivitas padi guna memperkuat ketahanan beras nasional. Oleh karena, sektor pertanian di semua daerah terus didorong dengan pendekatan teknogi modern dan kelembagaan berbasis korporasi untuk menjadi lumbung pangan khususnya beras.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus berupaya dalam mewujudkan komitmen membangun ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menitikberatkan pada peningkatan produktivitas dan kualitas berdaya saing hingga ekspor dengan pendekatan teknologi pertanian modern dan kemandirian petani berbasis korporasi.
“Strategi dan kebijakan bidang pertanian yang dijalankan pemerintah pada tahun 2020 terbukti mampu meningkatkan produksi beras, naik dibandingkan tahun sebelumnya sehingga ini yang kita harapkan di tahun ini,” demikian dikatakan Suwandi di Jakarta, Senin (5/4/2021).
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produksi beras nasional dengan menggunakan Kerangka Sampel Area (KSA), produksi padi tahun 2020 dan potensi Januari hingga April 2021 mengalami kenaikan. Produksi padi 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.
“Menurut data jika dikonversi, produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,08 persen dibandingkan 2019 yang hanya 31,31 juta ton,” terang Suwandi.
Lalu, kabupaten mana saja penghasil beras tertinggi nasional? Melansir data BPS menggunakan metode KSA, tercatat 25 Kabupaten di Indonesia sebagai produsen beras tertinggi tahun 2020. Peringkat (1) Kabupaten Indramayu, memiliki luas panen padi 226.626 hektare (ha) dan diperoleh produksi 1.363.312 ton GKG atau 782.132 ton beras.
(2), Kabupaten Karawang dengan luas panen 181.915 ha menghasilkan 1.087.874 ton GKG atau setara 624.113 ton beras. (3), Kabupaten Subang, dengan luas panen 169.416 ha menghasilkan padi 970.760 ton GKG atau setara 556.925 ton beras.
(4), Kabupaten Banyuasin memiliki luas panen padi 211.187 ha sehingga produksi padi sebesar 917.157 ton GKG dan produksi beras sebesar 526.173 ton. (5), Kabupaten Lamongan dengan luas panen 148.031 ha menghasilkan padi 886.061 ton GKG atau setara 508.333 ton beras. (6), Kabupaten Ngawi dengan luas panen 125.908 ha menghasilkan padi 837.773 ton GKG atau setara 480.630 ton beras.
(7), Kabupaten Grobogan dengan luas panen 131.930 ha menghasilkan padi 806.139 ton GKG atau setara 462.482ton beras. (8), Kabupaten Cilacap dengan luas panen 117.627 ha menghasilkan padi 793.907 ton GKG atau setara 455.464 ton beras.
(9), Kabupaten Bone dengan luas panen 164.096 ha menghasilkan 771.447 ton GKG atau setara 442.579 ton beras. (10), Kabupaten Bojonegoro, dengan luas panen 135.635 ha menghasilkan 728.915 ton GKG atau setara 418.179 ton beras.
(11) Kabupaten Sragen, produksi berasnya 410.111 ton. (12), Kabupaten Demak, produksinya 378.106 ton beras. (13) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, 363.512 ton beras. (14) Cianjur, 357.411 ton beras. (15) Lampung Tengah, 343.710 ton beras. (16) Pati, 340.204 ton beras. (17) Jember, 338.634 ton beras. (18) Wajo, 326.919 ton beras. (19) Majalengka, 324.906 ton beras. (20) Ogan Komering Ilir, 301.318 ton beras. (21) Sukabumi, 299.161 ton beras. (22) Pinrang, 296.528 ton beras. (23) Tuban, 290.897 ton beras. (24) Bekasi, 289.204 ton beras dan peringkat (25) adalah Kabupaten Cirebon dengan produksi berasnya 285.175 ton.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan Kementan berkomitmen untuk meningkatkan produksi dengan melakukan peningkatan luas tanam dengan pengembangan lahan rawa. Pendekatanya adalah berbasis teknologi modern dan kelembagaan korporasi.
“Petani terus kita dorong untuk meningkatkan produksi tentu kita berikan benih unggul sehingga kedepan harapannya kesejahteraan petani bisa semakin meningkat. Pemerintah juga menyediakan KUR bagi petani,” tutur Syahrul.