Ulat Grayak Bikin Petani Bawang Terancam Gagal Panen

Probolinggo, Swatani.id

Gara-gara Ulat Grayak petani bawang merah di Desa Waty Wungkuk Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo terancam gagal panen.

Serangan hama ulat ini membuat daun cepat kering, layu dan bersarna kuning, lalu mati mengering. Kondisi ini membuat hasil panen tidak maksimal, ukurannya kecil-kecil.

Akibat hama ulat membuat ratusan hektar tanaman bawang terancam mati. Ditaksir para petani bawang merah rugi mencapai puluhan juta.

Akibat serangan hama ulat ini, daun menjadi cepat kering layu dan berwarna kuning lalu kemudian mati mengering. Kalau sudah demikian, hasil yang dipanen dari tanaman bawang tidak bisa maksimal, ukurannya kecil-kecil, “ ungkap

Salah seorang petani, Manen, seperti ditulis SariAgri, mengaku
tidak menggunakan jaring atau jarik penghalau serangan hama, karena harus rela mengeluarkan biaya tambahan sewa jarik, sebesar Rp 7 juta rupiah untuk tiap ukuran 400 meter.

“Sebagian besar petani bawang di desa setempat sengaja tidak melindungi lahan mereka dengan menyewa jarik karena saat ini, sudah tidak memiliki dana akibat sulitnya menjual di panen sebelumnya karena adanya wabah corona,” tuturnya

Saat ini Manen hanya bisa pasarah. Akibat serangan ulat grayak, hasil panen bawang miliknya dipastikan turun drastis. Sebab banyak bawang yang rusak akibat daunnya dimakan ulat grayak.

“Dari lahan pertanian sekitar 1 hektar, sebagian besar hasil panen bawang tak layak jual. Akibat serangan hama ulat ini, kami rugi antara Rp 100 juta hingga Rp 200 juta untuk luasan setiap 1 hektar. Soalnya biaya perawatannya mahal, mulai dari harga pupuk hingga obatnya mahal, “ keluhnya dengan raut wajah memelas.

Kondisi daun bawang yang mengering, ditambah buah bawang berukuran kecil membuat tengkulak enggan membeli bawang petani. Keadaan ini diperparah dengan harga jual bawang di pasaran yang tergolong murah saat ini, yakni sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu perkilogram.

Serangan ulat Grayak dan hasil jual panen yang jatuh membuat petani bawang semakin kelimpungan. Para petani bawang berharap ada bentuk perhatian dari pemerintah setempat.

“Sebagai salah satu wilayah penghasil bawang merah terbesar di pulai Jawa, setelah kabupaten brebes, ini menjadi ancaman serius, jika pemerintah tidak turun tangan mengatasi persoalan ini. Produksi nasional bawang merah bisa merosot, “ pungkasnya sambil terus mencabuti tanaman bawang yang mati akibat diserang ulat Grayak. (***)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *