Pak Sis Tak Bisa Dipisahkan dari Bawang

Jakarta, Swatani.id

Politisi dan pengusaha. Dua kata ini begitu melekat pada sosok Siswono Yudo Husodo. Bahkan, dua atribut ini, nyaris saja menghantarkannya menjadi Wakil Presiden pada Pemilu 2004. Dia didaulat menjadi “tandemnya” Amien Rais, tokoh reformis yang disebut-sebut kandidat kuat menjadi Presiden RI. Sayang, takdir menentukan lain. Pada Pemilu langsung pertama negeri ini suara rakyat menghantarkan pasangan SBY – Kalla menuju istana merdeka.

Meski gagal, namun sosok Pak Sis – begitu sapaan akrabnya, tetap melekat di negeri ini. Dia tetap politisi yang di terima semua kalangan. Terlebih, ayah lima anak ini, dekat dengan para petani. Ditandai, jebolan Institut Teknologi Bandung ini, beberapa periode didaulat memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ( HKTI). Makanya, jika berandai-andai di Pemilu 2004 itu pasangan Amien – Sis masuk ke Istana, mungkin cerita petani tidak seperti ini: merana di negeri sendiri.

Bahkan, banyak menyebut, itu bukan sekadar utopia. Terlebih, Pak Sis mengawali karir sebagai pengusaha hingga menjadi salah satu konglomerat negeri ini lewat PT Bangun Cipta Sarana, berawal dari petani. Dia mengais rezeki dari bawang, salah satu bumbu dapur yang ada di setiap dapur orang Indonesia.

Kisahnya berawal saat negeri ini berganti rezim dari Orde Baru ( Orla) ke Orde Baru ( Orba) 1966. Saat itu Pak Sis tercatat sebagai mahasiswa Insitut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Teknik Sipil. Saat itu dia terbilang aktif di kampus: Wakil Laskar Komandan Soekarno, sebuah organisasi gerakan mahasiswa yang dilarang saat Soeharto berkuasa. Gara-gara itu Pak Sis kena skors oleh kampus, lantaran penguasa baru gencar memberangus “ideologi” yang berbau Soekarnois.

Padahal, kuliah di ITB menjadi dambaan dan harapan besar orangtuanya menjadi insinyur. Tapi, menyusul skors itu, membuat orangtuanya. Saat itu,
kata mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat periode 1988-1993 ini muncul ide berbisnis pertanian.

Saat itu harga bawang di Jakarta lebih mahal dari kota lain. Pak Sis pun mencari tahu daerah penghasil bawang dan mendatangkannya ke Jakarta. “Ketika itu, saya menjalin kerja sama dengan petani bawang di Malang, Jawa Timur. Setelah Jakarta, bawang juga saya pasok ke Palembang yang ternyata harganya lebih tinggi,” katanya.

Sedikit demi sedikit, keuntungan diperoleh dari bisnis tersebut. Hasilnya, Pak Sis yang saat itu mahasiswa yang kena skors, mampu membeli motor BMW R27. “Hebat bukan?” ucap Komisaris Utama PT Bangun Tjipta Sarana itu mengenang.

Pria yang pernah menyabet penghargaan Bintang Mahaputera Adi Pradana pada 1992 itu pun semakin terdorong mendalami dunia bisnis. Cuma dari hasil pertanian, merambah ke sektor konstruksi dan properti. Itu terjadi di awal 28 Januari 1969, mendirikan PT Bangun Tjipta Sarana yang bergerak di sektor konstruksi dan properti.

Beruntung, saat statusnya jadi pengusaha, dia boleh
melanjutkan kuliah di ITB sekitar 1968. “Sisa waktu sekitar setahun–dua mata kuliah–berhasil saya bereskan dan menyandang gelar Insinyur sesuai harapan orangtua. Saya akhirnya berikhtiar mengawali karir sebagai pengusaha,” paparnya.

Modalnya ketika itu Rp 7,5 juta, hasil jualan bawang semasa diskors kuliah.

Dari modal itu, Pak Sis memulai menggarap beberapa proyek di Jakarta, dibantu dua rekan alumni ITB, Faturochman dan Lee Gan Young. Program Soeharto membangun insfrastruktur di Indonesia turut mendorong perkembangan usahanya.

Dia mulai mendapat proyek pembangunan jalan, perumahan, gedung perkantoran, bahkan pelabuhan. “Dari pengalaman itu saya memperoleh hikmah, untuk dapat terlepas dari kesulitan perlu cermat menangkap peluang yang ada di sekitarnya. Itu yang saya peroleh,” papar pemilik Kawasan Wisata Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang tersebut.

Sementara karir politiknya terus cemerlang. Lelaki kelahiran Kutai, Kalimantan Barat ini, hijrah ke Nasdem menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Nasdem. Bahkan, di usianya yang sepuh saat ini, 75 tahun, sempat didaulat menjadi bagian Dewan Pengarah Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf. (***)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *